Jeritan Hati Penyapu Jalanan

Oleh : Akhmad Zaki

Setiap hari keringatku menetes di jalanan berdebu ini
Demi membersihkan sampah-sampah yang berserakan
Tak peduli sebau apapun sampah itu
Yang kulakukan hanyalah mengabdi kepada masyarakat

Mungkin upahku memang tidak seberapa
Mungkin hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi
untuk mengganjal perutku yang sudah tua ini

Orang-orang memang tidak pernah memperdulikan kehadiranku
Mereka berpikir aku ini hanyalah pembantu masyarakat
Yang memang seharusnya melakukan tugas seperti ini
Tapi,  apakah mereka pernah berpikir bahwa kami ini juga manusia?

Tidak usah ditanya bagaimana sikap pemerintah terhadap kami
yang mereka tahu bahwa jalan-jalan mereka itu
Yang entah sumber dananya dari mana
Harus bersih dari sampah-sampah milik orang-orang kaya itu

Aku memang hanya penyapu jalanan
Tapi aku bukanlah budak pemerintah yang bisa terus-menerus diperintah
Aku juga punya keluarga yang harus kuhidupi

Hanya satu pintaku pada pemerintah
Perlakukanlah kami secara layak dan manusiawi

 

Warung Kopi di Simpang Gang

Oleh : Akhmad Zaki 

Gubuk tua kecil yang beratap ijuk itu
Yang mereka sebut warung kopi
Menjadi saksi ribuan orang yang sudah memesan kopi tarik
Yang terkenal akan kenikmatannya itu

Aku juga sering kesana
Mengisi waktu sore yang kosong
Sambil bercanda dengan tetangga sebelah rumah
Membicarakan berbagai masalah kehidupan
Yang memenuhi kepala yang sempit ini

Kucoba mengenang semua itu
Namun apa daya
Bangunan itu kini telah tiada
Termakan oleh rezim

Mesin-mesin tak bernyawa itu
Tanpa ada rasa kasihan
Merobohkan bangunan tua itu
Tidaklah mereka dengar ratapan tangis pemilik warung itu
Yang mereka tahu hanyalah uang yang akan mereka dapat kemudian